Kegiatan siarah OMK
se-dekenat Adonara telah berlangsung dan diikuti antara lain
oleh OMK dari Paroki Lite. Kegiatan ini berlangsung pada
Jumad (24/10) di Wureh, Paroki Waiwadan. Sejumlah stasi dari Paroki Lite ikut terlibat dalam kegiatan ini dengan kehadiran peserta
sekitar tiga puluh peserta.
Dalam kegiatan
tersebut juga dilakukan sharing dari ketua OMK dari tiga paroki yang mewakili, antara lain dari paroki Lite, paroki Witihama dan
paroki Tana Boleng. Untuk sharing dari paroki Lite telah kami transkrip di bawah ini:
“....
Yang pertama membentuk koordinator di wilayah-wilayah, -di paroki Lite ada enam
wilayah-, dan kami membentuk koordinator, itu yang pertama bertanggungjawab
untuk melaksanakan konsolidasi di tiap tiap stasi. Itu yang pertama. Yang kedua
juga perlu saya sampaikan bahwa program pembenahan itu sempat terhambat dengan
kepergian Romo pendamping, almahrum Frumen Pr, karena beliau sebagai ketua tim
yang pertama dan saya sebagai ketua tim yang kedua, dan nanti setelah habis
dari kegiatan (siarah) ini kegiatan lain kami akan melanjutkannya.
Yang berikut
berkaitan dengan program pendampingan, pendidikan dan pelatihan, ada tiga
bidang yang kami fokuskan, yang pertama adalah bidang ekonomi, yang kedua
bidang pengorganisasian dan yang berikut di bidang kesehatan. Yang berkaitan di
bidang pengorganisasian kami melakukan latihan-latihan berkaitan dengan
kepemimpinan, yang berikut berkaitan dengan kesehatan, di wilayah kecamatan Adonara
Tengah kami OMK Paroki St. Yoseph Lite kami ada kelompok yang dipercayakan untuk membentuk yang namanya PIK
KRR (kesehatan reproduksi remaja). Dan kami sudah membentuk itu dan dan ada
beberapa kegiatan yang sudah kami lakukan. Dan untuk kegiatan ekonomi kami juga
menyambut kegiatan yang dilakukan oleh CU Sinar Saron dan di situ kami juga
melibatkan diri untuk pencerahan di bidang ekonomi. Itu kira-kira gambaran OMK yang
ada di paroki Lite.
Yang kedua
bagaimana menyambut Adonara Kabupaten. Di sini saya menyampaikan yang pertama
kita ingat pesan dari Bung Karno, Trisakti Pancasila. Di situ yang pertama
mandiri di bidang ekonomi, berdikari di bidang politik, dan juga berkepribadian sebagai budaya bangsa. Yang pertama di bidang
politik, sesuai dengan pengalaman saya lihat kesadaran berpolitik di warga Nusa Tadon sudah meningkat. Salah satu indikator yang jelas
adalah kita berhasil menempatkan arek-arek Adonara di bidang politik dan saat ini sudah terbukti dengan bekerja
baik di lembaga legislatif maupun di eksekutif. Itu salah satu indikator kita
sudah berhasil di bidang politik. Yang berikut, kita punya kesadaran berpolitik
yang tinggi dengan berhasil menggolkan Jokowi di wilayah Nusa Tadon. Artinya
bahwa kita punya kesadaran meningkat sehingga ada arek-arek kita yang mampu
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat. Itu di bidang politik.
Di bidang ekonomi,
saya menyampaikan sedikit sewasktu masih
kuliah di Kupang, bersama dengan Gubernur Leburaya kami membuat sebuah seminar dan salah
satu poin di situ adalah bagaimana kehidupan di bidang perekonomian di wilayah Nusa
Tadon Adonara yang mendukung terbentuknya Adonara Kabupaten. Dan salah satu poin di situ adalah, iya Bapak Romo ada yang dari Lembata,
tetapi saya menyampaikan bahwa dari hasil penelitian, pajak kendaraan bermotor antara Kabupaten Lembata dan Nusa
Tadon Adonara, kita menempati posisi teratas dibandingkan dengan Lembata. Itu
sudah menunjukkan bahwa dari tingkat ekonomi kita sudah cukup berpeluang untuk
menjadi Adonara Kabupaten. Yang berikut di bidang budaya, inilah yang menjadi
sebuah persoalan. Di bidang budaya kita menghadapi beberapa kendala, yang pertama budaya konflik antar kampung, itu sudah
mengakar dan membudaya bagi kita warga Nusa Tadon Adonara. Apakah dengan pola
konflik ini kita mampu menangkap peluang untuk menjadi Adonara Kabupaten? Ini
menjadi tanda tanya besar. Saya di sini saya yakin kita OMK mengetahui itu
tentang konflik antar wilayah. Pada kesempatan ini, mewakili kita dari OMK saya
ingin menyampaikan kepada Romo yang menjadi moderator di wilayah dekenat
bagaimana kita sebagai OMK menjadi pelopor untuk meminimalisir konflik
antarwilayah, dan ini menjadi PR untuk kita. Apa yang harus kita buat untuk
menyambut Kabupaten Adonara. Apakah kita tetap bertahan dengan konflik ini,
ataukah kita melawannya demi menjemput peluang Adonara Kabupaten.
Baik, yang berikut
di bidang budaya juga ada satu hal yang lain, ada dikotomi antara wilayah barat dan wilayah timur.
Ini yang harus kita atasi. Kalau kita bisa membentuk Adonara menjadi kabupaten,
maka tidak ada yang namanya barat dan tidak ada yang namanya timur. Kita semua
adalah masyarakat Nusa Tadon Adonara. Orang muda katolik harus menghancurkan
dikotomi ini. Ini untuk mencapai Adonara Kabupaten. Entah di bidang politik, di
bidang budaya, dan bidang bidang lainnya dikotomi itu harus
dihilangkan. Kita harus tetap menjadi satu Adonara. Nah, itu di bidang budaya.
Yang terakhir,
ijinkanlah saya menyampaikan kegiatan yang saya ikut terlibat, workshop dan
rapat kerja orang muda katolik se-regio Nusa Tenggara dan Bali yang kami laksanakan di Larantuka
dan penutupnya tadi pagi. Itu yang pertama. Kegiatan kami terfokus pada
kewirausahaan. Bagaimana orang muda katolik dengan semangatnya menjemput
peluang untuk kewirausahaan ini. Dan nantinya akan diutus mewakili dari setiap
keuskupan untuk mengadakan pelatihan di Bali dan juga di Jakarta. Tapi saya
pikir itu satu jangka panjang. Intinya kita pada kesempatan ini adalah
bagaimana kita berpikir untuk berwirausaha, karena kita berwirausaha juga untuk
mendukung Adonara Kabupaten dari sisi ekonomi. Yang berikut, tahun depan akan
diadakan jumpa orang muda se-regio Nusa Tenggara dan Bali untuk yang pertama
kali dan rencananya dalam pertemuan itu akan dilaksanakan d Keuskupan Wetabula.
Sekitar antara bulan Agustus sampai dengan Oktober. Iya, mari kita menjemput
peluang untuk pertemuan ini bahwa OMK di Nusa Tadon Adonara bukan omong kosong
tetapi orang muda benar-benar Katolik, dan memiliki wawasan luas maka saya
yakin kita bisa ke sana.
Dan terakhir, sekali
lagi terimakasih untuk kesempatan yang diberikan kepada kami, kiranya diri kami pada kesempatan sore hari ini menjadi
semangat untuk kita semua. Terakhir saya lihat kostum dari paroki Waiwerang di
situ ditulis Credo. Saya ingat tulisan tentang Credo Orang Muda Katolik, aku
percaya Orang Muda Katolik. Dengar baik-baik. Aku percaya Orang Muda Katolik mempunyai
masa depan. Aku percaya Orang Muda Katolik mempunyai harga diri. Dan aku
percaya Orang Muda Katolik mempunyai kepercayaan diri.
Sekian dan
terimakasih.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar