Kalender Liturgi

Sabtu, 25 Oktober 2014

Sharing OMK Lite



Kegiatan siarah OMK se-dekenat Adonara telah berlangsung dan diikuti antara lain oleh OMK dari Paroki Lite. Kegiatan ini berlangsung pada Jumad (24/10) di Wureh, Paroki Waiwadan. Sejumlah stasi dari Paroki Lite ikut terlibat dalam kegiatan ini dengan kehadiran peserta sekitar tiga puluh peserta.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan sharing dari ketua  OMK dari tiga paroki yang mewakili, antara lain dari paroki Lite, paroki Witihama dan paroki Tana Boleng. Untuk sharing dari paroki Lite telah kami transkrip di bawah ini:

.... Yang pertama membentuk koordinator di wilayah-wilayah, -di paroki Lite ada enam wilayah-, dan kami membentuk koordinator, itu yang pertama bertanggungjawab untuk melaksanakan konsolidasi di tiap tiap stasi. Itu yang pertama. Yang kedua juga perlu saya sampaikan bahwa program pembenahan itu sempat terhambat dengan kepergian Romo pendamping, almahrum Frumen Pr, karena beliau sebagai ketua tim yang pertama dan saya sebagai ketua tim yang kedua, dan nanti setelah habis dari kegiatan (siarah) ini kegiatan lain kami akan melanjutkannya.

Yang berikut berkaitan dengan program pendampingan, pendidikan dan pelatihan, ada tiga bidang yang kami fokuskan, yang pertama adalah bidang ekonomi, yang kedua bidang pengorganisasian dan yang berikut di bidang kesehatan. Yang berkaitan di bidang pengorganisasian kami melakukan latihan-latihan berkaitan dengan kepemimpinan, yang berikut berkaitan dengan kesehatan, di wilayah kecamatan Adonara Tengah kami OMK Paroki St. Yoseph Lite kami ada kelompok yang  dipercayakan untuk membentuk yang namanya PIK KRR (kesehatan reproduksi remaja). Dan kami sudah membentuk itu dan dan ada beberapa kegiatan yang sudah kami lakukan. Dan untuk kegiatan ekonomi kami juga menyambut kegiatan yang dilakukan oleh CU Sinar Saron dan di situ kami juga melibatkan diri untuk pencerahan di bidang ekonomi. Itu kira-kira gambaran OMK yang ada di paroki Lite.

Yang kedua bagaimana menyambut Adonara Kabupaten. Di sini saya menyampaikan yang pertama kita ingat pesan dari Bung Karno, Trisakti Pancasila. Di situ yang pertama mandiri di bidang ekonomi, berdikari di bidang politik, dan juga berkepribadian sebagai budaya bangsa. Yang pertama di bidang politik, sesuai dengan pengalaman saya lihat kesadaran berpolitik di warga Nusa Tadon sudah meningkat. Salah satu indikator yang jelas adalah kita berhasil menempatkan arek-arek Adonara di bidang politik  dan saat ini sudah terbukti dengan bekerja baik di lembaga legislatif maupun di eksekutif. Itu salah satu indikator kita sudah berhasil di bidang politik. Yang berikut, kita punya kesadaran berpolitik yang tinggi dengan berhasil menggolkan Jokowi di wilayah Nusa Tadon. Artinya bahwa kita punya kesadaran meningkat sehingga ada arek-arek kita yang mampu menyelenggarakan kesejahteraan rakyat. Itu di bidang politik.

Di bidang ekonomi, saya menyampaikan  sedikit sewasktu masih kuliah di Kupang, bersama dengan Gubernur Leburaya kami membuat sebuah seminar dan salah satu poin di situ adalah bagaimana kehidupan di bidang perekonomian di wilayah Nusa Tadon Adonara yang mendukung terbentuknya Adonara Kabupaten. Dan salah satu poin di situ adalah, iya Bapak Romo ada yang dari Lembata, tetapi saya menyampaikan bahwa dari hasil penelitian, pajak kendaraan bermotor antara Kabupaten Lembata dan Nusa Tadon Adonara, kita menempati posisi teratas dibandingkan dengan Lembata. Itu sudah menunjukkan bahwa dari tingkat ekonomi kita sudah cukup berpeluang untuk menjadi Adonara Kabupaten. Yang berikut di bidang budaya, inilah yang menjadi sebuah persoalan. Di bidang budaya kita menghadapi beberapa kendala, yang pertama budaya konflik antar kampung, itu sudah mengakar dan membudaya bagi kita warga Nusa Tadon Adonara. Apakah dengan pola konflik ini kita mampu menangkap peluang untuk menjadi Adonara Kabupaten? Ini menjadi tanda tanya besar. Saya di sini saya yakin kita OMK mengetahui itu tentang konflik antar wilayah. Pada kesempatan ini, mewakili kita dari OMK saya ingin menyampaikan kepada Romo yang menjadi moderator di wilayah dekenat bagaimana kita sebagai OMK menjadi pelopor untuk meminimalisir konflik antarwilayah, dan ini menjadi PR untuk kita. Apa yang harus kita buat untuk menyambut Kabupaten Adonara. Apakah kita tetap bertahan dengan konflik ini, ataukah kita melawannya demi menjemput peluang Adonara Kabupaten.

Baik, yang berikut di bidang budaya juga ada satu hal yang lain, ada dikotomi antara wilayah barat dan wilayah timur. Ini yang harus kita atasi. Kalau kita bisa membentuk Adonara menjadi kabupaten, maka tidak ada yang namanya barat dan tidak ada yang namanya timur. Kita semua adalah masyarakat Nusa Tadon Adonara. Orang muda katolik harus menghancurkan dikotomi ini. Ini untuk mencapai Adonara Kabupaten. Entah di bidang politik, di bidang budaya, dan bidang bidang lainnya dikotomi itu harus dihilangkan. Kita harus tetap menjadi satu Adonara.  Nah, itu di bidang budaya.

Yang terakhir, ijinkanlah saya menyampaikan kegiatan yang saya ikut terlibat, workshop dan rapat kerja orang muda katolik se-regio Nusa Tenggara dan Bali yang kami laksanakan di Larantuka dan penutupnya tadi pagi. Itu yang pertama. Kegiatan kami terfokus pada kewirausahaan. Bagaimana orang muda katolik dengan semangatnya menjemput peluang untuk kewirausahaan ini. Dan nantinya akan diutus mewakili dari setiap keuskupan untuk mengadakan pelatihan di Bali dan juga di Jakarta. Tapi saya pikir itu satu jangka panjang. Intinya kita pada kesempatan ini adalah bagaimana kita berpikir untuk berwirausaha, karena kita berwirausaha juga untuk mendukung Adonara Kabupaten dari sisi ekonomi. Yang berikut, tahun depan akan diadakan jumpa orang muda se-regio Nusa Tenggara dan Bali untuk yang pertama kali dan rencananya dalam pertemuan itu akan dilaksanakan d Keuskupan Wetabula. Sekitar antara bulan Agustus sampai dengan Oktober. Iya, mari kita menjemput peluang untuk pertemuan ini bahwa OMK di Nusa Tadon Adonara bukan omong kosong tetapi orang muda benar-benar Katolik, dan memiliki wawasan luas maka saya yakin kita bisa ke sana.

Dan terakhir, sekali lagi terimakasih untuk kesempatan yang diberikan kepada kami, kiranya diri kami pada kesempatan sore hari ini menjadi semangat untuk kita semua. Terakhir saya lihat kostum dari paroki Waiwerang di situ ditulis Credo. Saya ingat tulisan tentang Credo Orang Muda Katolik, aku percaya Orang Muda Katolik. Dengar baik-baik. Aku percaya Orang Muda Katolik mempunyai masa depan. Aku percaya Orang Muda Katolik mempunyai harga diri. Dan aku percaya Orang Muda Katolik mempunyai kepercayaan diri.

Sekian dan terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar