![]() |
Perarakan dari Pasar Lagaloe ke Witihama. Foto: Sam Ola |
Witihama, BlogOMKL. Selama lima hari, dari Jumad sampe Selasa 25-29 Oktober kemarin, kru LASKRIS alias Laskar Kristus OMK Lite ikut bergabung dengan kawan2 OMK sekeuskupan Larantuka. Kemana kemana kemana…… (sambil nyanyi lagu Ayu Tingting). Ke mana lagi kalau bukan ke Witihama dalam rangka temu akbar OMK se-keuskupan yang wilayahnya terbentang dari ujung Lembata hingga ke perbatasan Sikka ini. Hmmm banyak yah, teman2 OMK kita yang tidak ikut. Tapi jangan kecewa, karena akan kami bagikan ceritanya. (Romo Frumen sempat wanti-wanti “jangan menyimpan sendiri pengalaman pas kegiatan, harus dibagikan ke teman-teman OMK lain)….
Nah, rencananya memang ada 30 peserta yang ikut dari tiap paroki, 28 OMK plus dua pendamping. Tapi pas berangkat Jumad siang dari titik berkumpul di gedung pastoran Lite, yang di rombongan ada 25 orang. Nah, ke-25 orang ini adalah perserta dari masing-masing wilayah serta stasi separoki Lite. Dari Epubele hingga Lamawolo, dari Kokotobo hingga Klibang. Plus ada dua pendamping jadi 27 orang.
Kru tiba di Waiwerang, lalu terus ke dermaga Terong untuk menjemput teman2 dari Lembata, Solor dan Larantuka untuk kemudian beramai-ramai menuju tempat live ini masing2. Iring2an bus kayu ala Adonara lalu melaju ke tempat live in masing2. Bersama puluhan bus kayu lainnya, OMK Lite balik lagi menuju Waiwerang dan kemudian menuju tempat live in yang ditunjuk panitia, yaitu di Paroki Kiwangona. Lagu2 dan yel2 khas OMK Lite terus disuarakan, tak kalah dengan OMK lain yang semangat2.
Tiba di Paroki Kiwangona, wah sudah ada acara penjemputan. Umat sudah menyemut. Dengan sapaan adat, rombongan pun disambut. Bukan OMK Lite saja yang live in di sana. Turut pula OMK Waiwadan, Ritawolo, Lato, Lewolaga, dan Waikomo. Santap siang bersama umat paroki menyusul setelah penjemputan, lalu kemudian ada missa pembukaan dan diakhiri pembagian tempat live in di masing2 stasi.
OMK Lite kebagian tempat di stasi Tapobali, bersama OMK Lewolaga. Di sana dipecah lagi masing-masing ke tiga lingkungan. Nah, di lingkungan inilah kegiatan2 dilaksanakan. Ada sharing, ada kerjabakti, ada juga olahraga. Nah, mau yang lebih jelas, tanya saja langsung ke peserta yang tentu punya cerita masing2 tergantung di mana mereka live in. Banyak yang seru. Ada tanding volley dan bola kaki, ada dolo2, sole oha, juga patah pinggang. Tak cuma hura2 tentu. OMK juga membantu warga setempat. Di mana yang butuh tenaga, OMK siap. Ada kerjabakti di sekolah, tempat ibadah, atau timbun-timbun tanah di balai desa yang sedang dibangun. Tukar2 alias sharing pengalaman pun dilakukan tanpa segan, ditemani segelas teh atau kopi, atau buat yang cowok, satu dua teguk moke.
Akhirnya, kemesraan selama tiga hari, baik bersama warga Tapobali maupun dengan sesama teman2 OMK Lite dan Lewolaga pun harus berakhir. Rombongan kemudian berangkat ke Witihama pada Minggu siang. Pada hari itu, OMK yang live in di paroki2 seputar pulau Adonara bergerak serentak ke Sukutokan, tepatnya di pasar Lagaloe. Tak tanggung2, pararakan salib OMK Keuskupan dilakukan sepanjang tiga kilometer menuju Witihama. Sebanyak seribu lebih OMK beserta puluhan pendamping ikut dalam perarakan.
![]() |
Peserta Siarah Salib OMK Keuskupan diterima di Witihama |
![]() |
Suasana Perarakan Salib OMK memasuki Witihama |
Sekali lagi, di Witihama rombongan dipecah lagi ke
sejumlah desa dan diinapkan di keluarga-keluarga, baik keluarga katolik maupun
keluarga muslim. Rombongan Lite diterima di Stasi Watoone khususnya lingkungan
3 bersama OMK Lewotala.
Lanjut ke Senin siang, workshop berlangsung dan
melibatkan pemaparan materi dan diskusi dengan sejumlah tema. Tema antara lain
peran kaum muda, peran media elektronik, peranan wanita, serta sejumlah materi
lain yang relevan. Kegiatan tersebut berlangsung di
sejumlah kelompok terpisah. Tiap paroki sebelumnya
memang telah membagi
anggotanya untuk ikut dalam kelompok2 tersebut. Workshop diakhiri dengan rekomendasi OMK
untuk disikapi pihak terkait.
Acara puncak berlangsung malamnya, yaitu missa dipimpin oleh Bapak uskup. Satu
pesan Bapak uskup dalam renungan, OMK harus bisa menjadikan Yesus sebagai sahabat dan sekaligus
sebagai idola. Menurutnya, Yesus
adalah idola yang jauh lebih besar
daripada idola2 lain. Sementara pesan dari seksi kepemudaan serta panitia, apa
yang didapat OMK selama kegiatan dapat dijadikan kekuatan untuk menghidupi
OMK di masing-masing paroki, stasi
serta kelompok basis.
Acara Misa yang sangat meriah itu diakhiri dengan
pementasan seni budaya dari masing2 dekenat. Esoknya paginya, hari Selasa, OMK
berkemas dan meninggalkan lokasi.
Good bye Witihama…..
(smpt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar