![]() |
Gambar: blog.taigacompany.com |
Cinta lingkungan? Ayo! Siapa takut?
Yupz, itulah yang dikatakan oleh teman-teman kita dari OMK tetangga kita, Paroki Waiwerang. Kamis kemarin, mereka rame2 menuju Lamakukung. Mendaki bukit? Tentu. Tapi tidak itu saja. Mereka juga melakukan penghijauan di lokasi kebun stasi Lamakukung, mengadakan katekese dengan teman-teman OMK separoki, juga merayakan pesta pelindung. Simak ya!
Kegiatan dua hari tersebut memang jadi agenda yang ditunggu-tunggu
oleh teman2 kita ini. Jadi, sejak Kamis (30/01) hingga Jumad (31/01), OMK dari
stasi-stasi separoki Waiwerang ramai-ramai mengunjungi Lamakukung. Kegiatan ini merupakan tahapan pelaksanaan program
yang disusun setahun yang lalu sekaligus memperingati pesta pelindung OMK
Waiwerang, St. Yohanes don Bosco.
Ada OMK dari empat lingkungan di stasi pusat Waiwerang
yang ikut, dengan titik berkumpul di halaman gereja Kristus Raja. Berangkat usai
jam sekolah/kantor atas permintaan
sejumlah besar peserta. Esoknya kebetulan hari libur alias tanggal
merah. Cuaca yang tidak bersahabat karena hujan tidak menurunkan semangat juang
mereka. Sebagian besar peserta berkendaraan mobil pick up bersama dengan
teman-teman dari stasi Kampung Baru. Sementara itu, peserta dari Lewonara telah
lebih dahulu meluncur.
Tiba di sana, peserta terlebih dahulu bersiap diri untuk
ibadat esok harinya. Latihan koor dan persiapan liturgi. Dikoordinir oleh Bung
Laus selaku ketua II. Tiba juga teman-teman dari stasi Bloto dan Lamabolang. Peserta
kemudian disebar ke penginapan di rumah umat stasi Lamakukung yang terdiri dari
tiga KBG itu. Petang harinya, mereka berkumpul untuk katekese di masing-masing
KBG. Malamnya memang hujan. PLN padam sehingga harus berpenerangkan lampu
pelita dan lilin. Tantangan itu tidak menyurutkan langkah teman-teman kita. Di
KBG 3 St. Aloysius, katekese dipimpin oleh Bung Nusantara ‘Fajar Band’ Bahy. Dengan banyak improvisasinya, katekese
berlangsung hidup. Begitu pula di dua KBG lain dengan fasilitator masing2.
Meski malam sebelumnya ada katekese, pagi-pagi jelang jam
enam peserta telah dibangunkan dari rumah ke rumah untuk sesegera mungkin ke
lokasi. Masing-masing dari rumah tempat menginap dengan bawaannya
masing-masing. Parang, tofa, dan karung. Segera menuju ke lokasi kebun bibit
rakyat dan mengisi lima buah bibit pohon
mahoni dan bergerak sejauh sekitar dua kilometer ke arah barat mendekati stasi Bloto.
Di sanalah lokasi penghijauan, langgar dua sungai kecil dan melewati medan
terjal.
Banyak peserta yang mengira kegiatan tidak jalan karena cuaca
mendung dan sesebentar hujan. Ternyata tidak. Romo Ben dan dua Suster Theresia
Kanak-Kanak Yesus telah memimpin barisan pelopor yang berangkat pagi-pagi. Alhasil, semua peserta mau tidak mau harus
ikut bergerak.
Lebih dari seratus anakan mahoni ditanam setelah
rerumputan dibersihkan. Saat sedang bekerja, hujan turun sehingga harus mencari
daun lebar untuk berteduh. Tapi syukur, hujan hanya sejenak sehingga kegiatan
penanaman dapat dilanjutkan. Kegiatan penanaman mahoni di lokasi ini sebelumnya
pernah juga dilakukan teman-teman kita dari Paroki San Juan Lebao pas temu
akbar OMK Oktober lalu.
Acara puncak berlangsung dengan mempersembahkan perayaan
ekaristi di kapela St. Albertus Magnus usai kegiatan penghijauan. Koor dengan
iringan musik meriah dilantunkan di stasi perbukitan ini. Setelah itu, ada penutupan
dalam dengan acara budaya di kantor desa Dawata’a hingga mengucapkan sayonara
sore harinya.
Romo Ben yang ikut serta mengungkapkan kepuasannya atas
terselenggaranya kegiatan dengan baik. Dikatakannya, bahwa acara katekese yang
dibawakan dengan tema “OMK Terlahir dari Keluarga dan Diutus ke Tengah Dunia”
dengan sengaja diserahkan kepada masing-masing OMK untuk membawakannya secara
mandiri. Dan menurutnya, itu berlangsung dengan baik.
Hadir pula dalam misa ini Kapolsek Adonara Timur, seksi
KKM (Kerasulan Kaum Muda) Paroki Kristus Raja. (Smpt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar